
Janji Achi untuk Kembali Lagi


Achi berjanji kembali lagi tahun depan dengan predikat Juara Umum di MBCIRC.
Muhammad Zaki atau yang akrab disapa Achi, masih menyimpan rasa penasaran untuk pertarungan di Mercedes-Benz Club Indonesia Race Championship (MBCIRC). Baginya, tahun ini memang bukan miliknya untuk bisa menjadi juara umum di kelas Vergaser 2. Sebaliknya, Arie Aumos, menjadi pebalap yang berhasil merajai kelas tersebut dan membawa pulang predikat Juara Umum Vergaser 2018.
Meski belum beruntung, namun Achi tetap merasakan adanya peningkatan performa dari seri ke seri. Sehingga, bekal tersebut dirasa cukup untuk bisa tampil lebih maksimal di musim depan.
"Ya kalau untuk di balap MBCIRC, Alhamdulillah progresnya dari tiap seri waktu saya selalu naik terus. Saya juga tambah penasaran aja, karena yang menang selalu berbeda-beda di setiap seri, jadi ya ada penasaran yang lebih untuk ikut tahun depan. Tahun depan insya Allah kalau ada rezeki ikutan lagi, karena ya pengennya ngejar juara umum," buka Achi kepada SPORTKU.
Baca Juga :
Fadli Ananda Tutup Tahun dengan Prestasi Baru
Janji Achi untuk kembali tahun depan, bukan semata-mata untuk mengejar gelar Juara Umum. Tetapi, ada sebuah hal yang ingin ia buktikan kepada Alamrhum ayahnya. Semasa jayanya, Dadang Tobul, yang merupakan ayah dari Muhammad Zaki, berhasil meraih gelar Juara Umum. Seakan tak mau kalah oleh semangat mendiang, Achi bertekad untuk bisa meraih predikat Juara Umum di tahun depan.
"Kalau untuk ikut lagi di tahun depan lebih ke rasa penasaran. Ditambah dulu Almarhum bokap kan pernah juara umum, nah untuk seri sekarang saya enggak juara umum, jadi untuk tahun depan sebisa mungkin bisa meraih juara umum. Saya juga pengin nunjukin sama Almarhum, bahwa saya juga bisa. Meskipun terbilang baru, saya juga ada progres di setiap serinya. Istilahnya enggak malu-maluin banget," beber Achi.
Untuk meraih predikat tersebut, Achi mengaku ada beberapa hal yang menjadi tantangannya. Terutama mengenai chemistry dengan pacuannya. Bagi pebalap yang juga seorang offroader ini, chemsitry antara ia dan Mercedes W123 pacuannya, harus bisa lebih tune in. Baru kemudian ia harus menambah jam terbang agar bisa melakukan manuver di atas lintasan.
"Kalau menurut saya, yang paling sulit dari semua balapan adalah paham terhadap karakter mobil. Jadi yang sulit ya adaptasi terhadap mobil. Sama lawan terberatnya adalah diri sendiri, karena ada emosi yang tidak bisa ditahan. Itu mungkin bisa berakibat fatal juga buat kita sendiri saat balapan," pungkasnya.
Baca Juga :
Haridarma Manoppo Juara Nasional 2018
Text : Harsya Fikmazi | Photo / Video : Muhamad Dahroji | 4 December 2018